Al-Qur’an adalah kitab yang
paling agung yang di turunkan oleh Alloh melalui malaikat termulia jibril
kepada makhluk termulia yaitu Nabi Muhammad dan kepada umat termulia yang di
tampilkan kepada manusia dengan penuturan dan kefasihan bahasa terbaik yaitu
bahasa arab yang jelas, menjelaskan segala sesuatu yang berisi petunjuk serta
rahmat bagi alam semesta. Sehingga wajib bagi setiap manusia untuk
mengamalkannya, yaitu mengamalkan hukum-hukumnya dan beradab dengan adab-adabnya.Alloh
tidak menerima suatu amal yang tidak merujuk kepada al-Qur’an. Alloh menjamin
keasliannya sehingga selamat dari perubahan dan revisi baik berupa penambahan
maupun pengurangan, tidak ada seorangpun yang bisa merubah ayat-ayatnya
walaupun satu huruf melainkan Alloh akan membongkarnya.
Sebagaimana telah ditegaskan dalam al-Qur’an:
إِنَّا نَحْنُنَزَّلْنَاالذِّكْرَوَإِنَّالَهُۥلَحٰفِظُونَ
Artinya,“Sesungguhnya
kami-lah yang menurunkan al-Quran, dan sesungguhnya kami benar-benar menjaganya[1]. (QS. Al-Hijr
[15]: 09)
Syaikh Abdurrohman as’sadi
menuturkan:”Yaitu Alloh menjaga al-Qur’an ketika diturunkan dan sesudah
diturunkan. Adapun ketika al-Qur’an diturunkan Alloh menjaga dari Syaitan yang
ingin mencuri secara sembunyi-sembunyi, sedangkan sesudah diturunkan Alloh
menjaganya dengan cara menitipkan al-Qur’an kepada Rosululloh kemudian
dititipkan ke dalam hati-hati umatnya. Alloh menjaga lafaz-lafaznya dari
perubahan baik penambahan ataupun pengurangan, dan tidak ada seorangpun yang
mampu merubah isi al-Qur’an melainkan Alloh akan mengutus seseorang yang
menjelaskan akan kebenarannya. (Lihat Tafsir Karimurroman: 383)
ANJURAN UNTUK MEMBACA
AL - QUR’AN
Alloh telah memerintahkan kepada
kita semua untuk membaca al-Qur’an dan melakukannya sesuai kemampuan, sebagai
pelaksanaan atas firman Allah yang artinya :
اُتْلُ
مَآ اُوحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ
Artinya, “Bacalah apa yang telah diwahyukan
kepadamu, yaitu al-Kitab (al-Qur’an)”.
(QS. al-Ankabut [29]: 45)
Juga
firman-Nya tentang Nabi Muhammad yang artinya:
Dan aku perintahkan supaya aku
termasuk orang-orang yang menyerahkan
diri. Dan supaya aku membaca
al-Qur’an (kepada manusia)” (QS. an-Naml [27]: 91-92)
KEUTAMAAN
MEMBACA DAN MEMPELAJARI AL QURAN
Al-Qur’an adalah kalam Allah, ia
adalah perkataan yang paling utama dan sarat dengan hukum-hukum, membacanya
merupakan ibadah yang meluluhkan hati, membuat jiwa menjadi khusyu dan memberi
manfaat lain yang tidak terhitung. Dan barang siapa yang membacanya ikhlas karena Allah bisa mendapatkan pahala.
Sebagaimana Rosululloh bersabda:
“Barangsiapa membaca satu huruf dari al-Qur’an
maka dia mendapat satu kebaikan, sedangkan satu kebaikan itu dibalas dengan
sepuluh kali lipat, saya tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, namun alif
satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf” .(HR.Tirmidzi: 2910 Imam
Tirmidzi mengatakan: Ini hadits hasan shahih, hadits ini dishahihkan juga oleh
Syaikh al-Albani, lihat Shahih Al-Jami: 5/340).
Setiap muslim harus meyakini
kesucian kalam Allah, keagungannya, dan keutamaannya di atas seluruh kalam
(ucapan) yang lainnya, tidak ada kebatilan didalamnya. Al-Qur'an memberi
petunjuk jalan yang lurus dan memberi bimbingan kepada umat manusia di dalam
menempuh perjalanan hidupnya, agar selamat di dunia dan di akhirat, dan
dimasukkan dalam golongan orang-orang yang mendapatkan rahmat dari Allah
Ta'ala. Untuk itulah tiada ilmu yang lebih utama dipelajari oleh seorang muslim
melebihi keutamaan mempelajari al-Qur'an. Sebagaimana sabda Rosululloh :
“Sebaik-baik kalian adalah orang
yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya. (HR. Bukhori: 02).
HUKUM MEMBACA AL-QUR’AN DENGAN BERJAMA’AH
Abu Anas bin Husain Abu Luz mengatakan:
“Membaca al-qur’an adalah ibadah bahkan salah satu bentuk ibadah yang
paling utama untuk bertaqorrub (mendekatkan diri) kepada Alloh. Pada
asalnya membaca al-Qur’an harus sesuai dengan apa yang di lakukan oleh
Rosululloh dan para sahabatnya, dan tidak ada nash maupun dalil yang
munujukkan bahwa Rosululloh dan para sahabatnya membaca al-Qur’an secara
berjamaah dengan satu suara, akan tetapi mereka membaca al-Qur’an dengan
sendiri-sendiri atau salah seorang di antara mereka membaca dan yang lainnya
mendengarkan. Adapun apabila yang di maksud berjamaah di sini adalah membaca
al-Qur’an untuk menghafal yaitu salah satu di antara mereka membaca dan yang
lainnya mendengarkan atau membacanya dengan sendiri-sendiri tidak satu suara
dengan yang lainnya, maka hal ini disyariatkan. Sebagaimana Sabda Rosululloh
yang berbunyi:
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Alloh, mereka membaca
dan saling mempelajari, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, di
liputi rohmat dan para malaikatpun mengelilingi mereka, Alloh akan mengingat
mereka dalam kelompok yang ada di sisinya. (HR. Muslim: 2699)
ETIKA SEORANG MUSLIM KETIKA MEMBACA AL-QUR’AN
Di antara hal-hal yang perlu diperhatikan oleh
seorang muslim ketika membaca al-Qur’an adalah sebagai berikut:
1.
Selayaknya bagi seorang muslim
apabila hendak membaca al-Qur’an untuk berwudhu terlebih dahulu dan bertempat
di tempat yang bersih dengan menghadap ke arah kiblat, karena membaca al-Qur’an
merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Alloh.
Perhatikanlah firman Alloh yang artiya:
“Sesungguhnya al-Quran ini adalah
bacaan yang sangat mulia, Pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), Tidak
menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. (QS. al-Waqiah [56]: 77-79).
2. Allah memberi kita panduan sebelum memulai
membaca Al-Qur’an, yaitu kita memohon perlindungan kepada Allah dari godaan
setan yang terkutuk dengan memulai tilawah membaca ta’awwudz (أَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ) dan membaca basmalah setiap di awal surat kecuali surat
al-Taubah, dengan tujuan agar Allah mengusir musuh (kita) ini dari bacaan
tersebut serta menjauhkannya dari kita.
Sebagaimana
Alloh berfirman:
“Apabila kamu membaca al-Quran
hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”. (QS. An-Nahl [16]:
98).
3. Hendaknya memperhatikan
hukum-hukum tajwid baik panjang pendeknya dan membunyikan huruf sesuai dengan
makhrojnya serta membacanya dengan tartil (perlahan-lahan).
Renungkanah firman Alloh:
وَرَتِّلِ
الْقُرْآنَ تَرْتِيلا
“Dan bacalah al-Quran itu
dengan perlahan-lahan.(QS. Al-Mujammil [38]:29).
4. Hendaknya mendengarkan
al-Qur’an dengan baik dan diam tidak berbicara.
Sebagaimana Alloh berfirman :
وَإِذَا قُرِىءَ ٱلْقُرْآنُ فَٱسْتَمِعُواْ لَهُ
وَأَنصِتُواْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan apabila dibacakan al- Quran, Maka
dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat
rahmat. (QS. Al-A’rof [7]: 204)
5. Hendaknya membaca al-Qur’an
sambil merenungkan dan menghayati makna yang terkandung pada ayat-ayat yang di
baca, sambil memohon surga kepada Alloh bila menjumpai ayat-ayat tentang surga
dan berlindung kepada Alloh dari adzabnya bila menjumpai ayat-ayat yang
berkaitan tentang neraka.
Sebagaimana Alloh berfirman:
كِتَابٌ
أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو
الْأَلْبَابِ
“Ini adalah sebuah kitab
yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan
ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai
fikiran.
(QS. Shod [38]:29)
Karena bila kita mentadabburi
makna yang terkandung di ayat tersebut, maka hal ini mendatangkan kekhusyu’an,
janganlah menyelesaikan satu surat atau satu juz menjadi tujuan pokok, tapi
hendaknya yang kita cari sebagai maksud pokok adalah tadabbur serta tafakkur
dengan ayat-ayat Allah.
Beranjak dari pembahasan ini,
marilah kita jadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita dimanapun kita berada
sebagai landasan utama dari segalanya, jangan sampai al-Qur’an dijadikan hiasan
rumah sehingga tak pernah di baca walaupun seayat, ataupun di baca tapi hanya
sekedarnya tanpa di hayati arti yang terkandung di dalam ayat itu sendiri. Bacalah
al-Qur’an dan cermatilah maknanya, karena sesungguhnya dia datang memberi
syafa’at bagi pembacanya di hari kiamat.