Klik Promo Umroh Akhir Tahun 2015 Hanya $ 1.750 & Awal Tahun 2015 Hanya 1.525 Dibimbing langsung Oleh Ustadz - Ustadz Ahlussunnah pengajar ALIA Islamic School

Minggu, 31 Mei 2015

AGAR MEMBACA AL-QUR’AN MEMBAWA BERKAH



 Oleh : Ust. Mukhlis Abu Dzar

Al-Qur’an adalah kitab yang paling agung yang di turunkan oleh Alloh melalui malaikat termulia jibril kepada makhluk termulia yaitu Nabi Muhammad dan kepada umat termulia yang di tampilkan kepada manusia dengan penuturan dan kefasihan bahasa terbaik yaitu bahasa arab yang jelas, menjelaskan segala sesuatu yang berisi petunjuk serta rahmat bagi alam semesta. Sehingga wajib bagi setiap manusia untuk mengamalkannya, yaitu mengamalkan hukum-hukumnya dan beradab dengan adab-adabnya.Alloh tidak menerima suatu amal yang tidak merujuk kepada al-Qur’an. Alloh menjamin keasliannya sehingga selamat dari perubahan dan revisi baik berupa penambahan maupun pengurangan, tidak ada seorangpun yang bisa merubah ayat-ayatnya walaupun satu huruf melainkan Alloh akan membongkarnya.

Sebagaimana telah ditegaskan dalam al-Qur’an:
إِنَّا نَحْنُنَزَّلْنَاالذِّكْرَوَإِنَّالَهُۥلَحٰفِظُونَ
Artinya,“Sesungguhnya kami-lah yang menurunkan al-Quran, dan sesungguhnya kami benar-benar menjaganya[1]. (QS. Al-Hijr [15]: 09)

Syaikh Abdurrohman as’sadi menuturkan:”Yaitu Alloh menjaga al-Qur’an ketika diturunkan dan sesudah diturunkan. Adapun ketika al-Qur’an diturunkan Alloh menjaga dari Syaitan yang ingin mencuri secara sembunyi-sembunyi, sedangkan sesudah diturunkan Alloh menjaganya dengan cara menitipkan al-Qur’an kepada Rosululloh kemudian dititipkan ke dalam hati-hati umatnya. Alloh menjaga lafaz-lafaznya dari perubahan baik penambahan ataupun pengurangan, dan tidak ada seorangpun yang mampu merubah isi al-Qur’an melainkan Alloh akan mengutus seseorang yang menjelaskan akan kebenarannya. (Lihat Tafsir Karimurroman: 383)

ANJURAN UNTUK MEMBACA AL - QUR’AN
Alloh telah memerintahkan kepada kita semua untuk membaca al-Qur’an dan melakukannya sesuai kemampuan, sebagai pelaksanaan atas firman Allah yang artinya :  
اُتْلُ مَآ اُوحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ
Artinya, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (al-Qur’an)”.
(QS. al-Ankabut [29]: 45)

 Juga firman-Nya tentang Nabi Muhammad yang artinya:
Dan aku perintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang menyerahkan
diri. Dan supaya aku membaca al-Qur’an (kepada manusia)” (QS. an-Naml [27]: 91-92)

KEUTAMAAN MEMBACA DAN MEMPELAJARI AL QURAN
Al-Qur’an adalah kalam Allah, ia adalah perkataan yang paling utama dan sarat dengan hukum-hukum, membacanya merupakan ibadah yang meluluhkan hati, membuat jiwa menjadi khusyu dan memberi manfaat lain yang tidak terhitung. Dan barang siapa yang membacanya ikhlas  karena Allah bisa mendapatkan pahala. Sebagaimana Rosululloh bersabda:
Barangsiapa membaca satu huruf dari al-Qur’an maka dia mendapat satu kebaikan, sedangkan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat, saya tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, namun alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf” .(HR.Tirmidzi: 2910 Imam Tirmidzi mengatakan: Ini hadits hasan shahih, hadits ini dishahihkan juga oleh Syaikh al-Albani, lihat Shahih Al-Jami: 5/340).
Setiap muslim harus meyakini kesucian kalam Allah, keagungannya, dan keutamaannya di atas seluruh kalam (ucapan) yang lainnya, tidak ada kebatilan didalamnya. Al-Qur'an memberi petunjuk jalan yang lurus dan memberi bimbingan kepada umat manusia di dalam menempuh perjalanan hidupnya, agar selamat di dunia dan di akhirat, dan dimasukkan dalam golongan orang-orang yang mendapatkan rahmat dari Allah Ta'ala. Untuk itulah tiada ilmu yang lebih utama dipelajari oleh seorang muslim melebihi keutamaan mempelajari al-Qur'an. Sebagaimana sabda Rosululloh :
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya. (HR. Bukhori: 02).

HUKUM MEMBACA AL-QUR’AN DENGAN BERJAMA’AH
Abu Anas bin Husain Abu Luz mengatakan:
“Membaca al-qur’an adalah ibadah bahkan salah satu bentuk ibadah yang paling utama untuk bertaqorrub (mendekatkan diri) kepada Alloh. Pada asalnya membaca al-Qur’an harus sesuai dengan apa yang di lakukan oleh Rosululloh dan para sahabatnya, dan tidak ada nash maupun dalil yang munujukkan bahwa Rosululloh dan para sahabatnya membaca al-Qur’an secara berjamaah dengan satu suara, akan tetapi mereka membaca al-Qur’an dengan sendiri-sendiri atau salah seorang di antara mereka membaca dan yang lainnya mendengarkan. Adapun apabila yang di maksud berjamaah di sini adalah membaca al-Qur’an untuk menghafal yaitu salah satu di antara mereka membaca dan yang lainnya mendengarkan atau membacanya dengan sendiri-sendiri tidak satu suara dengan yang lainnya, maka hal ini disyariatkan. Sebagaimana Sabda Rosululloh yang berbunyi:
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Alloh, mereka membaca dan saling mempelajari, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, di liputi rohmat dan para malaikatpun mengelilingi mereka, Alloh akan mengingat mereka dalam kelompok yang ada di sisinya. (HR. Muslim: 2699)

ETIKA SEORANG MUSLIM KETIKA MEMBACA AL-QUR’AN
Di antara hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang muslim ketika membaca al-Qur’an adalah sebagai berikut:
1.      Selayaknya bagi seorang muslim apabila hendak membaca al-Qur’an untuk berwudhu terlebih dahulu dan bertempat di tempat yang bersih dengan menghadap ke arah kiblat, karena membaca al-Qur’an merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Alloh.
Perhatikanlah firman Alloh yang artiya:
 “Sesungguhnya al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, Pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. (QS. al-Waqiah [56]: 77-79).
2.   Allah memberi kita panduan sebelum memulai membaca Al-Qur’an, yaitu kita memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk dengan memulai tilawah membaca ta’awwudz (أَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ) dan membaca basmalah setiap di awal surat kecuali surat al-Taubah, dengan tujuan agar Allah mengusir musuh (kita) ini dari bacaan tersebut serta menjauhkannya dari kita.
Sebagaimana Alloh berfirman:
“Apabila kamu membaca al-Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”. (QS. An-Nahl [16]: 98).
3.   Hendaknya memperhatikan hukum-hukum tajwid baik panjang pendeknya dan membunyikan huruf sesuai dengan makhrojnya serta membacanya dengan tartil (perlahan-lahan).
Renungkanah firman Alloh:
وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلا
Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan.(QS. Al-Mujammil [38]:29).
4.   Hendaknya mendengarkan al-Qur’an dengan baik dan diam tidak berbicara.
Sebagaimana Alloh berfirman :
وَإِذَا قُرِىءَ ٱلْقُرْآنُ فَٱسْتَمِعُواْ لَهُ وَأَنصِتُواْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
 “Dan apabila dibacakan al- Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. (QS. Al-A’rof [7]: 204)

5.   Hendaknya membaca al-Qur’an sambil merenungkan dan menghayati makna yang terkandung pada ayat-ayat yang di baca, sambil memohon surga kepada Alloh bila menjumpai ayat-ayat tentang surga dan berlindung kepada Alloh dari adzabnya bila menjumpai ayat-ayat yang berkaitan tentang neraka.
Sebagaimana Alloh berfirman:
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran. (QS. Shod [38]:29)

Karena bila kita mentadabburi makna yang terkandung di ayat tersebut, maka hal ini mendatangkan kekhusyu’an, janganlah menyelesaikan satu surat atau satu juz menjadi tujuan pokok, tapi hendaknya yang kita cari sebagai maksud pokok adalah tadabbur serta tafakkur dengan ayat-ayat Allah.

Beranjak dari pembahasan ini, marilah kita jadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita dimanapun kita berada sebagai landasan utama dari segalanya, jangan sampai al-Qur’an dijadikan hiasan rumah sehingga tak pernah di baca walaupun seayat, ataupun di baca tapi hanya sekedarnya tanpa di hayati arti yang terkandung di dalam ayat itu sendiri. Bacalah al-Qur’an dan cermatilah maknanya, karena sesungguhnya dia datang memberi syafa’at bagi pembacanya di hari kiamat.


[1] Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya.

Klik :

Sabtu, 30 Mei 2015

SYARAT DITERIMANYA AMAL IBADAH



Oleh : Ust.Mukhlis Abu Dzar
Harapan dan cita cita tertinggi setiap insan setelah berakhirnya masa kehidupan di dunia ini adalah mendapatkan rahmat Alloh berupa surga yang penuh dengan kenikmatan dan kesenangan.Oleh karena itu, mereka dituntut untuk saling berlomba didalam melakukan ketaatan dan amal kebaikan serta menumpuk pahala sebanyak-banyaknya semasa hidup mereka didunia,  lantaran hal itu merupakan salah satu sebab masuknya seorang hamba ke dalam surga.Namun perlu untuk kita ketahui bersama, bahwasanya tidak semua amalan yang dilakukan oleh seorang hamba diterima di sisi Alloh.Ada beberapa syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang hamba agar amal ibadah yang dia lakukan bernilai pahala dan tidak ditolak oleh Alloh.
Tidak dibenarkan bagi seorangpun untuk melakukan amal ibadah hanya bermodalkan semangat dan kemauan yang keras saja tanpa didasari dengan ilmu, sehingga pada akhirnya nanti dia hanya mendapatkan rasa letih dan lelah tanpa memperoleh balasan dari Alloh.Dengan demikian, mengetahui perkara diterima dan ditolaknya amalan disisi Alloh adalah suatu hal yang teramat penting bagi kita semua, sehingga kita tidak termasuk kedalam golongan orang- orang yang merugi diakhirat kelak.Untuk itu, simaklah pembahasan berikut ini !!.

PENGERTIAN IBADAH
Secara bahasa ibadah bermakna: اَلطََّاعَةُ yaitu ketaatan. Berkata az-Zujaj:”makna ibadah secara bahasa adalah ketaatan yang disertai dengan kepatuhan”.(lihat, lisanul Arob: 3/272). Syaikh Sholeh al-Fauzan menjelaskan bahwa asal ibadah itu adalah اَلتَّذَلُّلُ وَ الْخُضُوْعُ yaitu ketundukan dan kepatuhan.
Adapun menurut istilah syara’ (syari’at), ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhoi oleh Alloh, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang lahir maupun yang batin.Seperti: mencintai Alloh dan rosul-Nya, khouf (takut) kepada Alloh, tawakkal (berserah diri) kepada-Nya, memohon kepada-Nya, sholat, zakat, berbakti kepada kedua orang tua, berdzikir kepada Alloh, jihad melawan orang-orang kafir, munafiq dan sebagainya.
Ibadah berarti juga mentaati Alloh dengan melaksanakan segala apa yang diperintahkan-Nya melalui lisan para rosul-Nya. Dan masih banyak lagi pengertian yang lainnya.Namun pengertian yang telah kami kemukakan pertama kali tadi adalah pengertian yang paling bagus karena lebih mencakup dan menyeluruh. (lihat, Fathul Majid: 26, Aqidatu at-Tauhid:52, dan yang lainnya)

CAKUPAN MAKNA IBADAH
Wahai saudaraku, sesungguhnya ibadah itu banyak macamnya.Ia mencakup semua bentuk ketaatan, seperti membaca al-Qur’an, bertasbih, bertakbir, berbuat baik kepada sanak kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang fakir,  jujur, amanah (dapat dipercaya), serta kata-kata baik.
Ibadah mencakup seluruh tingkah laku seorang mukmin jika diniatkan qurbah (mendekatkan diri) kepada Alloh.Bahkan jika salah seorang diantara kita makan, minum, atau tidur dengan niat agar lebih kuat dalam ketaatan kepada Alloh, niscaya hal itu akan diberi pahala pula.Karena itu, ibadah tidaklah terbatas hanya pada syi’ar-syi’ar yang dikenal saja, seperti sholat, zakat, puasa, haji dan sebagainya.(lihat, Aqidatu at-Tauhid: 53)

KAPAN IBADAH ITU DITERIMA DISISI ALLOH ?
Ketahuilah wahai saudaraku seiman, bahwa Alloh tidak akan menerima suatu amalanpun yang dilakukan oleh seorang hamba selagi hamba tersebut belum merealisasikan (mewujudkan) beberapa syarat berikut:   

1.Beriman kepada Alloh dan mentauhidkan-Nya
Syarat yang pertama ini merupakan syarat bagi pelaku amalan, dimana dia harus seorang yang mukmin, beriman kepada Alloh dan mentauhidkan-Nya.Iman di sini tentunya juga meliputi iman kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rosulnya, hari akhir, dan iman kepada takdir, serta seluruh apa yang diberitakan oleh Alloh dan rosul-Nya.
Wahai saudaraku, sungguh Alloh didalam banyak ayat-Nya telah mensyaratkan iman unuk diterimanya dan dibalasnya amal sholih seorang hamba.
Alloh berfirman:
 مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan.(QS.an-Nahl [16]: 97)

Dan juga firma-Nya:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا
Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik.(QS.al-Kahfi [18]: 30)

Adapun orang-orang yang tidak beriman maka amalan kebaikannya tertolak.Sebagaimana firman Alloh:

وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
 Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Alloh disisinya, lalu Alloh memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Alloh adalah sangat cepat perhitungan-Nya.(QS.an-Nur [24]: 39)

Dan juga firman-Nya:
وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.(QS.al-Furqon [25]: 23)

2. IKHLAS
Yaitu memurnikan niat didalam melakukan ibadah kepada Alloh, semata-mata mencari ridhonya, menginginkan wajah-Nya, dan mengharapkan pahala dari-Nya.
Firman Alloh:
فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ
Maka sembahlah Alloh dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.(QS.az-Zumar [39]: 2)

Rosululloh bersabda :”sesungguhnya Alloh tidak akan menerima amalan kecuali yang murni untuk-Nya dan untuk mencari wajah-Nya.(HR.an-Nasai: 3142, dan dinyatakan oleh syaikh Albani dalam shohih sunan an-Nasai 2/384: hasan shohih)

Maka setiap amalan yang dilakukan oleh seorang muslim haruslah ikhlas karena Alloh semata, tidak tercampuri dengan noda-noda syirik sedikitpun.Dan tidaklah akan bermanfaat sama sekali bagi seorang insan apabila dia melakukan suatu amalan yang secara dhohir (nyata) terlihat sesuai dengan syariat, namun batinnya (niat yang ada di dalam hatinya) dipalingkan kepada selain Alloh.misalnya: melakukan ibadah karena ingin dilihat, didengar, dipuji, dihormati, atau disanjung oleh manusia.

Dalam sebuah hadits qudsi Alloh berfirman:
“Aku adalah yang paling tidak butuh sekutu, barangsiapa yang mengamalkan suatu perbuatan, yang di dalamnya dia menyekutukan-Ku dengan selain Aku, maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya.”  

3. MUTABA’AH
Yaitu mengikuti tuntunan yang dibawa oleh rosululloh.
Alloh berfirman:
مَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ كَيْ لا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الأغْنِيَاءِ مِنْكُمْ وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Apa yang diberikan Rosul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh amat keras hukumannya”.(QS.al-Hasyr [59]: 7)

Rosululloh bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Barangsiapa yang mengerjakan suatu amal tanpa ada dasarnya dari tuntunan agama kami, maka amalnya tersebut ditolak (tidak diterima).(HR.Muslim: 1718)

Al-Imam Ibnu Rojab al-Hanbali berkata:”hadits ini merupakan pokok yang agung diantara pokok-pokok islam.dia merupakan timbangan terhadap lahiriyah seluruh amalan, sebagaimana hadits:”seluruh amalan itu tergantung niatnya” yang merupakan timbangan terhadap seluruh amalan secara batin.Seluruh amalan yang tidak diniatkan untuk wajah Alloh, maka tidak ada pahala bagi orang yang mengamalkannya, demikian pula halnya dengan seluruh amalan yang tidak berdasarkan perintah Alloh dan rosul-Nya , maka amalan itu tertolak atas pelakunya.(Jami’ul Ulum wal Hikam: 176)
Wahai saudaraku, inilah tiga syarat yang harus dipenuhi oleh seorang hamba agar amalan ibadah yang dia lakukan diterima oleh Alloh.Adapun sebagian para ulama yang menyatakan  bahwa syarat ditrimanya amal ibadah itu hanya ada dua yakni ikhlas dan mutab’ah, hal ini tidaklah brtentangan dengan apa yang telah kami kemukakan diatas, lantaran mereka menganggap bahwa syarat yang pertama (beriman kepada Alloh dan mentauhidkanya, red) itu sudah termasuk dalam kategori ikhlas.
Demikian pembahasan singkat yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.dan Semoga Alloh menjadikan amal ibadah yang kita lakukan senantiasa ikhlas semata-mata karena-Nya dan sesuai dengan syari’at yang dibawa oleh rosululloh.Wollohu A’lam 




ARTI SEBUAH KESABARAN

Oleh : Ust.Mukhlis Abu Dzar


     Sesungguhnya kehidupan ini tidak akan pernah terlepas dari ujian dan cobaan. Di antara ujian dan cobaan yang diberikan Alloh kepada umat manusia adalah menahan diri dari melakukan sesuatu atau dalam meninggalkan sesuatu, semata-mata untuk mencari ridho Alloh. Dan  inilah yang biasa kita kenal dengan sebutan “sabar”. Berkali-kali Alloh menyinggung perkara ini dalam al-Qur’an dan berkali-kali pula Rosululloh mengingatkan kepada umatnya tentang hal ini. Mengingat betapa pentingnya arti sebuah kesabaran dalam menjalani kehidupan di dunia yang fana ini, maka perlu kiranya bagi kita semua untuk mengkaji  sifat  yang satu ini. Sebab, ada kemungkinan kita bisa meningkatkan kesabaran karena adanya kesadaran, dan kesadaran itu sendiri bisa timbul dengan adanya ilmu atau pengetahuan.

DEFINISI SABAR
     Sabar secara etimologi (bahasa) berasal dari kataالصَّبْرُ   (as-Shabru), maknanya adalah  اَلْحَبْسُ  (al-Habsu) atau  اَلْكَفُّ (al-Kaffu) yang artinya menahan.
Sebagaimana Alloh berfirman:
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
“Dan Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhoan-Nya. (QS. al-Kahfi [18]: 28)
Maksud sabar di atas adalah menahan. (Lihat Mu’jamul Wasit: 1/505 dan Madarijus salikin: 2/187)
     Sedangkan sabar menurut istilah adalah menahan diri dalam melaksanakan ketaatan kepada Alloh, meninggalkan hal-hal yang diharamkan oleh-Nya dan dalam menghadapi takdir Alloh. (Lihat Syarh Riyadhus Sholihin: 1/79)

HUKUM BERSIKAP SABAR
     Hukum bersikap sabar secara umum adalah wajib, berdasarkan beberapa dalil dari al-Qur’an. Lebih dari seratus tempat di dalam al-Qur’an yang menyebutkan tentang perintah untuk bersabar.
Perhatikanlah firman Alloh berikut ini:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
”Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Alloh, supaya kamu beruntung. (QS. ali-Imron [03]: 200).
     Al-Imam al-Allamah Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah mengatakan: “Bersikap sabar adalah wajib dengan kesepakatan para ulama.” (Lihat Madarijus salikin: 2/183)

KEUTAMAAN BERSIKAP SABAR
     Wahai saudaraku, banyak sekali ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Rosululloh yang menyebutkan tentang keutamaan bersikap sabar. Namun karena keterbatasan halaman, maka kami sampaikan beberapa saja, diantaranya:
1. Alloh akan  melipatgandakan pahala dan berkenan untuk memberikan ampunan-Nya bagi orang-orang yang mau bersabar.
Hal ini tercantum dalam firman Alloh:

إِلا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ
“Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal sholeh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. (QS-Huud [11]: 11).
2.  Sesungguhnya para malaikat akan mengucapkan salam sejahtera kepada orang-orang beriman kelak di surga karena kesabaran mereka.
Sebagaimana Firman Alloh ( artinya):
“Sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum"[1]. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (QS. ar-Ro’d [13]: 23-24).
3.  Kemenangan akan di raih oleh orang-orang yang sabar, di mana Alloh turut serta bersama mereka.
Perhatikanlah firman Alloh:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[2], Sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqoroh [02]: 153)
4. Alloh telah menjadikan cinta-Nya kepada orang-orang yang bersabar.
Sebagaimana Alloh berfirman ( artinya):
Allah menyukai orang-orang yang sabar. (QS. ali- Imron [03]: 156).

MACAM-MACAM SABAR DALAM AL-QUR’AN
1.  Sabar dalam melakukan ketaatan kepada Alloh
     Sabar dalam hal ini merupakan kesabaran yang paling agung di sisi Alloh dan juga merupakan perkara yang paling berat untuk di lakukan oleh manusia. Oleh karena itu, perintah bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Alloh di sebutkan dalam al-Qur’an dengan Syigoh (lafadz) perintah yang tidak dalam bentuk perintah biasa.
Cermatilah Firman Alloh berikut:
رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ ۚ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا
 “Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, Maka sembahlah dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya.Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan dia (yang patut disembah)?. (QS. Maryam [19]: 65)
2.  Sabar dalam meninggalkan hal-hal yang diharomkan oleh Alloh
     Ketahuilah wahai saudaraku, Sesungguhnya Alloh telah menjanjikan surga bagi orang-orang yang sabar dalam meninggalkan hal-hal yang diharomkan oleh Alloh.
Firman Alloh ( artinya):
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,  Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). (QS. an-Nazi’at [79]: 40-41).
3. Sabar terhadap cobaan dunia
    Alloh telah mengabarkan kepada kita semua tentang tabiat kehidupan dunia, bahwa kehidupan dunia ini diciptakan dengan dipenuhi berbagai macam ujian dan cobaan kehidupan, seperti: terjadinya gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir, tertimpa sakit dan masih banyak lagi.
Hal ini jelas sekali terlihat dalam firman Alloh yang berbunyi:
خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي كَبَدٍ
 Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (QS. al-Balad [90]: 04).
     Akan tetapi meskipun demikian, Alloh juga telah memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang bersabar dalam menghadapi cobaan-cobaan yang ada di dunia yang fana ini.
Alloh berfirman (artinya):
Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[3]. Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang Sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. al-Baqoroh [02]: 155-157)

SARANA-SARANA UNTUK MENGGAPAI SIKAP SABAR
     Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz menuturkan:”di antara hal-hal yang dapat menggapai sikap sabar adalah sebagai berikut:
1. Memohon pertolongan kepada Alloh
2. Meneladani perangai orang-orang yang sabar
3. Menerima dan ridho akan takdir Alloh
4. Mengenal tabiat kehidupan dunia
5. Berkeyakinan dengan adanya ganjaran baik (pahala) di sisi Alloh
6. Yakin akan tercapainya kelegaan”. (Lihat Kitab as-Shobr: 70)

PENGHAMBAT SIKAP SABAR
1. Tergesa-gesa
2. Bersikap marah
3. Putus asa. (Lihat Kitab as-Shobr: 91)
    Demikianlah wahai saudaraku, semoga risalah yang singkat ini bermanfaat dan membawa keberkahan bagi kita semua. Sebagai harapan kami, marilah kita bentengi diri kita dengan tameng kesabaran, serta menghiasi hati dengan mahkota ketabahan dan keteguhan, karena dengan itu semua, insya Alloh kita akan dapat menggapai keridhoan di sisi Alloh. Amin.

Promo Umrah Murah Akhir Tahun 2015


[1] Artinya: keselamatan atasmu berkat kesabaranmu.
[2] Ada pula yang mengartikan: Mintalah pertolongan (kepada Alloh) dengan sabar dan sholat.

[3] Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. kalimat Ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.