Klik Promo Umroh Akhir Tahun 2015 Hanya $ 1.750 & Awal Tahun 2015 Hanya 1.525 Dibimbing langsung Oleh Ustadz - Ustadz Ahlussunnah pengajar ALIA Islamic School

Senin, 01 Juni 2015

MENGAIS RIZQI DENGAN RIDHO ILLAHI


Oleh : Ust. Mukhlis Abu Dzar Al Batawy

Setiap insan tentu membutuhkan rizki berupa tempat tinggal, makanan, pakaian, kendaraan dan kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya. Untuk mendapatkan itu semua seseorang harus mencari nafkah dengan berbagai usaha yang halal. Bagi seorang muslim, mencari rizqi secara halal merupakan salah satu prinsip hidup yang sangat mendasar, dan seandainya rizqi yang kita cari hanya sedikit hasilnya dan sulit mencarinya tapi selama mendapatkannya dengan jalan yang halal jauh lebih baik daripada mudah mendapatkannya, dan banyak perolehannya namun dengan cara yang tidak halal. Dan yang lebih jelek lagi adalah bila seseorang mencari nafkah dengan susah payah, sedikit mendapatkannya, akan tetapi di tempuh dengan jalan yang tidak halal.  Oleh karena itu, sebagai seorang muslim hendaknya kita memperhatikan cara mencari rizqi yang halal. Jangan sampai daging yang tumbuh di badan kita menjadi sulutan api neraka di akhirat kelak.

Kewajiban mencari rizqi bagi setiap insan
Alloh telah mewajibkan setiap hambanya untuk mencari rizqi, terutama seorang suami yang menjadi tulang punggung keluarga wajib atasnya menfkahi anak dan istrinya. Semua kebutuhan yang menjadi penopang setiap keluarga tidak datang begitu saja, tapi semuanya perlu ikhtiyar (usaha) untuk mendapatkannya.
Sebagai Alloh menyatakan dalam firmannya:
فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ
“Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Alloh. (QS. Al Jum’ah [62]: 10).

Berkata Jabir Abu Bakar al jazairi:” Carilah rizqi dari Alloh baik dengan usaha atau bekerja. (Lihat Aisaru tafasir: 5/350).

Mengais rizqi bukan aktifitas baru, akan tetapi telah di tempuh oleh Nabi Adam, semenjak Alloh menurunkan Beliau ke muka bumi ini, beliau jerih payah menapaki bumi ini untuk mengganjal perut dengan makanan sebagai penyambung hidup.
Itulah apa yang telah digambarkan oleh Alloh dalam al Qur’an:
فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَى
“Janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. (QS. Thoha [20]: 117)

Berkata Syaikh Muhammad Amin as-Syinqiti:” Yaitu beliau lelah karena bekerja keras dan berusaha mencari rizqi, karena beliau di dunia setelah di keluarkan dari surga tidak mendapat makanan sampai beliau membajak tanah, kemudian bercocok tanam, dan Beliau terus mengelola pertaniannya sampai menuai hasilnya, setelah itu, beliau membersihkan hasil tanaman itu dan mengolahnya menjadi adonan roti. (Adwaul Bayan: 4/107).
Dan usaha mencari rizqi adalah salah satu bentuk tawakkal kepada Alloh, tidaklah di katakan tawakkal tanpa usaha.
Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Umat ini telah bersepakat bahwasanya tawakal tidak menafikan untuk mengambil sebab. Maka tidaklah sah tawakal kecuali dengan mengambil sebab-sebabnya. Jika tidak demikian maka tawakalnya rusak dan sia-sia”. (Madarijus Salikin 2/121).

Carilah rizqi dengan cara yang halal
Islam menghendaki kebaikan dalam segala hal, terlebih dalam persoalan harta. Harta yang kita usahakan hendaknya bersumber dari sesuatu yang halal dan kita salurkan di jalan yang halal pula, karena dengan cara itulah kita bisa mendapatkan ridho dan keberkahan dari-Nya.
Alloh berfirman dalam surat Al-Baqoroh:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي الأَرْضِ حَلاَلاً طَيِّباً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“Hai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik apa yang terdapat dibumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagi kamu” (QS. Al Baqoroh [02]: 168).
Mengapa kita disuruh mencari rizki yang halal? Supaya mendapat keberkahan dalam hidup kita. Sehingga apa yang kita makan, minum, manfaat diberkahi Alloh. Karena sesuatu yang diberkahi Alloh,  maka kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. sebab cita-cita hampir setiap orang tidak hanya bahagia didunia tetapi juga bahagia di akhirat.

Cara mencari rizqi yang halal
Untuk  mencari rizqi yang halal banyak caranya, sesorang  bisa mengadakan hubungan dengan lingkungan dan sesama manusia. Baik dengan bertani, berdagang, atau melalui kegiatan pengolahan alam, produksi, distribusi, dan usaha-usaha lainnya. Melalui hubungan muamalah tersebut, manusia berusaha mencari pendapatan dari kegiatan yang diharapkan akan saling menguntungkan.
            Itulah apa yang terpatri dalam firman Alloh:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. (QS. An Nisa [04]: 29).

Dampak negatif dari memakan harta harom
            Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa setiap perintah dalam agama walaupun terkadang terasa susah, akan tetapi kemaslahatannya jauh melebihi kesusahan yang ada. Begitu juga sebaliknya, segala larangan, walaupun kadang kala mendatangkan keuntungan, akan tetapi kerugian yang melekat padanya jauh lebih banyak dari keuntunganya.
Dalam al qur’an dan as sunnah, Alloh telah menjelaskan cara mencari rizqi yang halal, dan juga telah menjelaskan cara mendapatkan rizqi yang harom, seperti mencuri, memakan riba, menipu dan sebagainya, tujuannya adalah agar kita bisa membedakan antara usaha yang mendatangkan maslahat dan madhorot.

Diantara dampat negatif dari harta harom adalah:
1.      Sumber kemurkaan Alloh baik di dunia maupun di akherat.
Itulah di antara bahaya memakan dan menfaatkan harta haram, Sesungguhnya Alloh sangatlah murka terhadap orang-orang yang memperoleh rizqi dari jalan yang harom. Jika Alloh sudah murka kepada seorang hamba maka pintu rohmat pun akan tertutup baginya.
Camkanlah firman Alloh yang berbunyi:
كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلَا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي ۖ وَمَن يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَىٰ
“ Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. dan Barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, Maka Sesungguhnya binasalah ia. (QS. Thoha [20]: 81).

2.      Harta Harom sebab tidak terkabulnya doa seorang hamba.
Sesunggunya diantara penyebab tidak terkabulnya doa adalah makan, minum dan memanfaatkan harta harom.
Sebagaimana Rosululloh bersabda dalam sebuah hadits yang di riwayatkan Abu huroiroh:"Wahai manusia! Sesungguhnya Alloh itu baik, sehingga tidaklah akan menerima kecuali yang baik pula. Dan sesungguhnya Alloh telah memerintahkan kaum mukminin dengan perintah yang telah Iaperintahkan kepada para Rasul. Dengan firmannya:

يا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّباتِ وَ اعْمَلُوا صالِحاً إِنِّي بِما تَعْمَلُونَ عَليمٌ
Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mu’minun [23]: 51).

Kemudian Rosululloh menyebutkan seorang lelaki yang bepergian jauh, hingga penampilannya menjadi kusam, lalu  ia menengadahkan kedua tangannya ke langit sambil berkata: 'Ya Rab, Ya Rab,' sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan dahulu ia diberi makan dari makanan yang haram, maka mana mungkin permohonannya dikabulkan." (HR. Muslim: 2393).
Berkata Syaikh Muhammad Amin as-Syinqiti:” Ini adalah dalil yang sangat jelas, bahwa do’a seorang laki-laki tersebut yang merupakan ibadah yang paling agung tidak diterima, karena ia tidak makan, minum, dan berkendaraan dari yang halal. (Adwaul bayan: 5/325)
            Demikainlah, marilah kita jaga diri, keluarga, dan anak-anak kita dari sesuap makanan yang harom, jangan sampai daging yang tumbuh di tubuh kita menjadi bara api neraka di akhirat kelak. Semoga Alloh memudahkan kita semua dalam mencari rizqi yang halal dan harta yang sudah kita dapatkan selama ini mendapat keberkahan dari Alloh. 

Klik
Promo Umroh Murah Akhir Tahun 2015