Oleh : Ust. Mukhlis Abu Dzar Al Batawy
Setiap insan tentu membutuhkan rizki berupa
tempat tinggal, makanan, pakaian, kendaraan dan kebutuhan-kebutuhan hidup
lainnya. Untuk mendapatkan itu semua seseorang harus mencari nafkah dengan
berbagai usaha yang halal. Bagi seorang muslim, mencari rizqi secara halal
merupakan salah satu prinsip hidup yang sangat mendasar, dan seandainya rizqi
yang kita cari hanya sedikit hasilnya dan sulit mencarinya tapi selama
mendapatkannya dengan jalan yang halal jauh lebih baik daripada mudah
mendapatkannya, dan banyak perolehannya namun dengan cara yang tidak halal. Dan
yang lebih jelek lagi adalah bila seseorang mencari nafkah dengan susah payah,
sedikit mendapatkannya, akan tetapi di tempuh dengan jalan yang tidak
halal. Oleh karena itu, sebagai seorang
muslim hendaknya kita memperhatikan cara mencari rizqi yang halal. Jangan
sampai daging yang tumbuh di badan kita menjadi sulutan api neraka di akhirat
kelak.
Kewajiban
mencari rizqi bagi setiap insan
Alloh telah mewajibkan setiap hambanya untuk
mencari rizqi, terutama seorang suami yang menjadi tulang punggung keluarga
wajib atasnya menfkahi anak dan istrinya. Semua kebutuhan yang menjadi penopang
setiap keluarga tidak datang begitu saja, tapi semuanya perlu ikhtiyar
(usaha) untuk mendapatkannya.
Sebagai
Alloh menyatakan dalam firmannya:
فَانْتَشِرُوا
فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ
“Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Alloh. (QS. Al Jum’ah [62]:
10).
Berkata Jabir Abu Bakar al jazairi:” Carilah
rizqi dari Alloh baik dengan usaha atau bekerja. (Lihat Aisaru tafasir: 5/350).
Mengais rizqi bukan aktifitas baru, akan tetapi telah di
tempuh oleh Nabi Adam, semenjak Alloh menurunkan Beliau ke muka bumi ini,
beliau jerih payah menapaki bumi ini untuk mengganjal perut dengan makanan
sebagai penyambung hidup.
Itulah
apa yang telah digambarkan oleh Alloh dalam al Qur’an:
فَلَا
يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَى
“Janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang
menyebabkan kamu menjadi celaka. (QS.
Thoha [20]: 117)
Berkata Syaikh Muhammad Amin as-Syinqiti:” Yaitu beliau
lelah karena bekerja keras dan berusaha mencari rizqi, karena beliau di dunia
setelah di keluarkan dari surga tidak mendapat makanan sampai beliau membajak
tanah, kemudian bercocok tanam, dan Beliau terus mengelola pertaniannya sampai
menuai hasilnya, setelah itu, beliau membersihkan hasil tanaman itu dan
mengolahnya menjadi adonan roti. (Adwaul Bayan: 4/107).
Dan usaha mencari rizqi adalah salah satu bentuk tawakkal
kepada Alloh, tidaklah di katakan tawakkal tanpa usaha.
Imam Ibnul
Qoyyim berkata: “Umat ini telah bersepakat bahwasanya tawakal tidak menafikan
untuk mengambil sebab. Maka tidaklah sah tawakal kecuali dengan mengambil
sebab-sebabnya. Jika tidak demikian maka tawakalnya rusak dan sia-sia”.
(Madarijus Salikin 2/121).
Carilah rizqi dengan cara yang halal
Islam menghendaki kebaikan dalam segala hal,
terlebih dalam persoalan harta. Harta yang kita usahakan hendaknya bersumber
dari sesuatu yang halal dan kita salurkan di jalan yang halal pula, karena
dengan cara itulah kita bisa mendapatkan ridho dan keberkahan dari-Nya.
Alloh
berfirman dalam surat Al-Baqoroh:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي الأَرْضِ حَلاَلاً طَيِّباً وَلاَ
تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“Hai sekalian manusia
makanlah yang halal lagi baik apa yang terdapat dibumi dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata
bagi kamu” (QS. Al Baqoroh [02]: 168).
Mengapa kita disuruh mencari rizki yang
halal? Supaya mendapat keberkahan dalam hidup kita. Sehingga apa yang kita
makan, minum, manfaat diberkahi Alloh. Karena sesuatu yang diberkahi Alloh, maka kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia
dan di akhirat. sebab cita-cita hampir setiap orang tidak hanya bahagia didunia
tetapi juga bahagia di akhirat.
Cara mencari rizqi yang halal
Untuk mencari rizqi yang halal banyak caranya, sesorang bisa mengadakan hubungan dengan lingkungan dan
sesama manusia. Baik dengan bertani, berdagang, atau melalui kegiatan
pengolahan alam, produksi, distribusi, dan usaha-usaha lainnya. Melalui
hubungan muamalah tersebut, manusia berusaha mencari pendapatan dari kegiatan
yang diharapkan akan saling menguntungkan.
Itulah
apa yang terpatri dalam firman Alloh:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ
تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. (QS. An Nisa [04]: 29).
Dampak
negatif dari memakan harta harom
Ketahuilah
wahai saudaraku, bahwa setiap perintah dalam agama walaupun terkadang terasa susah,
akan tetapi kemaslahatannya jauh melebihi kesusahan yang ada. Begitu juga
sebaliknya, segala larangan, walaupun kadang kala mendatangkan keuntungan, akan
tetapi kerugian yang melekat padanya jauh lebih banyak dari keuntunganya.
Dalam al qur’an dan as sunnah, Alloh telah
menjelaskan cara mencari rizqi yang halal, dan juga telah menjelaskan cara
mendapatkan rizqi yang harom, seperti mencuri, memakan riba, menipu dan
sebagainya, tujuannya adalah agar kita bisa membedakan antara usaha yang
mendatangkan maslahat dan madhorot.
Diantara
dampat negatif dari harta harom adalah:
1. Sumber
kemurkaan Alloh baik di dunia maupun di akherat.
Itulah
di antara bahaya memakan dan menfaatkan harta haram, Sesungguhnya Alloh
sangatlah murka terhadap orang-orang yang memperoleh rizqi dari jalan yang
harom. Jika Alloh sudah murka kepada seorang hamba maka pintu rohmat pun akan
tertutup baginya.
Camkanlah
firman Alloh yang berbunyi:
كُلُوا
مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلَا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ
غَضَبِي ۖ
وَمَن يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَىٰ
“ Makanlah di antara rezki yang baik
yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang
menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. dan Barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku,
Maka Sesungguhnya binasalah ia. (QS. Thoha [20]: 81).
2. Harta
Harom sebab tidak terkabulnya doa seorang hamba.
Sesunggunya diantara penyebab tidak
terkabulnya doa adalah makan, minum dan memanfaatkan harta harom.
Sebagaimana Rosululloh bersabda dalam sebuah hadits
yang di riwayatkan Abu huroiroh:"Wahai manusia! Sesungguhnya Alloh itu
baik, sehingga tidaklah akan menerima kecuali yang baik pula. Dan sesungguhnya
Alloh telah memerintahkan kaum mukminin dengan perintah yang telah Iaperintahkan
kepada para Rasul. Dengan firmannya:
يا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّباتِ وَ اعْمَلُوا صالِحاً إِنِّي بِما تَعْمَلُونَ عَليمٌ
“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang
baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya aku Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (QS. Al Mu’minun [23]: 51).
Kemudian Rosululloh
menyebutkan seorang lelaki yang bepergian jauh, hingga penampilannya menjadi kusam,
lalu ia menengadahkan kedua tangannya ke langit sambil berkata: 'Ya Rab,
Ya Rab,' sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan
dahulu ia diberi makan dari makanan yang haram, maka mana mungkin permohonannya
dikabulkan." (HR.
Muslim: 2393).
Berkata
Syaikh Muhammad Amin as-Syinqiti:” Ini adalah dalil yang sangat jelas, bahwa
do’a seorang laki-laki tersebut yang merupakan ibadah yang paling agung tidak
diterima, karena ia tidak makan, minum, dan berkendaraan dari yang halal.
(Adwaul bayan: 5/325)
Demikainlah, marilah kita jaga diri,
keluarga, dan anak-anak kita dari sesuap makanan yang harom, jangan sampai
daging yang tumbuh di tubuh kita menjadi bara api neraka di akhirat kelak.
Semoga Alloh memudahkan kita semua dalam mencari rizqi yang halal dan harta
yang sudah kita dapatkan selama ini mendapat keberkahan dari Alloh.
Klik
Promo Umroh Murah Akhir Tahun 2015
Klik
Promo Umroh Murah Akhir Tahun 2015