Klik Promo Umroh Akhir Tahun 2015 Hanya $ 1.750 & Awal Tahun 2015 Hanya 1.525 Dibimbing langsung Oleh Ustadz - Ustadz Ahlussunnah pengajar ALIA Islamic School

Minggu, 31 Mei 2015

AGAR MEMBACA AL-QUR’AN MEMBAWA BERKAH



 Oleh : Ust. Mukhlis Abu Dzar

Al-Qur’an adalah kitab yang paling agung yang di turunkan oleh Alloh melalui malaikat termulia jibril kepada makhluk termulia yaitu Nabi Muhammad dan kepada umat termulia yang di tampilkan kepada manusia dengan penuturan dan kefasihan bahasa terbaik yaitu bahasa arab yang jelas, menjelaskan segala sesuatu yang berisi petunjuk serta rahmat bagi alam semesta. Sehingga wajib bagi setiap manusia untuk mengamalkannya, yaitu mengamalkan hukum-hukumnya dan beradab dengan adab-adabnya.Alloh tidak menerima suatu amal yang tidak merujuk kepada al-Qur’an. Alloh menjamin keasliannya sehingga selamat dari perubahan dan revisi baik berupa penambahan maupun pengurangan, tidak ada seorangpun yang bisa merubah ayat-ayatnya walaupun satu huruf melainkan Alloh akan membongkarnya.

Sebagaimana telah ditegaskan dalam al-Qur’an:
إِنَّا نَحْنُنَزَّلْنَاالذِّكْرَوَإِنَّالَهُۥلَحٰفِظُونَ
Artinya,“Sesungguhnya kami-lah yang menurunkan al-Quran, dan sesungguhnya kami benar-benar menjaganya[1]. (QS. Al-Hijr [15]: 09)

Syaikh Abdurrohman as’sadi menuturkan:”Yaitu Alloh menjaga al-Qur’an ketika diturunkan dan sesudah diturunkan. Adapun ketika al-Qur’an diturunkan Alloh menjaga dari Syaitan yang ingin mencuri secara sembunyi-sembunyi, sedangkan sesudah diturunkan Alloh menjaganya dengan cara menitipkan al-Qur’an kepada Rosululloh kemudian dititipkan ke dalam hati-hati umatnya. Alloh menjaga lafaz-lafaznya dari perubahan baik penambahan ataupun pengurangan, dan tidak ada seorangpun yang mampu merubah isi al-Qur’an melainkan Alloh akan mengutus seseorang yang menjelaskan akan kebenarannya. (Lihat Tafsir Karimurroman: 383)

ANJURAN UNTUK MEMBACA AL - QUR’AN
Alloh telah memerintahkan kepada kita semua untuk membaca al-Qur’an dan melakukannya sesuai kemampuan, sebagai pelaksanaan atas firman Allah yang artinya :  
اُتْلُ مَآ اُوحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ
Artinya, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (al-Qur’an)”.
(QS. al-Ankabut [29]: 45)

 Juga firman-Nya tentang Nabi Muhammad yang artinya:
Dan aku perintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang menyerahkan
diri. Dan supaya aku membaca al-Qur’an (kepada manusia)” (QS. an-Naml [27]: 91-92)

KEUTAMAAN MEMBACA DAN MEMPELAJARI AL QURAN
Al-Qur’an adalah kalam Allah, ia adalah perkataan yang paling utama dan sarat dengan hukum-hukum, membacanya merupakan ibadah yang meluluhkan hati, membuat jiwa menjadi khusyu dan memberi manfaat lain yang tidak terhitung. Dan barang siapa yang membacanya ikhlas  karena Allah bisa mendapatkan pahala. Sebagaimana Rosululloh bersabda:
Barangsiapa membaca satu huruf dari al-Qur’an maka dia mendapat satu kebaikan, sedangkan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat, saya tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, namun alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf” .(HR.Tirmidzi: 2910 Imam Tirmidzi mengatakan: Ini hadits hasan shahih, hadits ini dishahihkan juga oleh Syaikh al-Albani, lihat Shahih Al-Jami: 5/340).
Setiap muslim harus meyakini kesucian kalam Allah, keagungannya, dan keutamaannya di atas seluruh kalam (ucapan) yang lainnya, tidak ada kebatilan didalamnya. Al-Qur'an memberi petunjuk jalan yang lurus dan memberi bimbingan kepada umat manusia di dalam menempuh perjalanan hidupnya, agar selamat di dunia dan di akhirat, dan dimasukkan dalam golongan orang-orang yang mendapatkan rahmat dari Allah Ta'ala. Untuk itulah tiada ilmu yang lebih utama dipelajari oleh seorang muslim melebihi keutamaan mempelajari al-Qur'an. Sebagaimana sabda Rosululloh :
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya. (HR. Bukhori: 02).

HUKUM MEMBACA AL-QUR’AN DENGAN BERJAMA’AH
Abu Anas bin Husain Abu Luz mengatakan:
“Membaca al-qur’an adalah ibadah bahkan salah satu bentuk ibadah yang paling utama untuk bertaqorrub (mendekatkan diri) kepada Alloh. Pada asalnya membaca al-Qur’an harus sesuai dengan apa yang di lakukan oleh Rosululloh dan para sahabatnya, dan tidak ada nash maupun dalil yang munujukkan bahwa Rosululloh dan para sahabatnya membaca al-Qur’an secara berjamaah dengan satu suara, akan tetapi mereka membaca al-Qur’an dengan sendiri-sendiri atau salah seorang di antara mereka membaca dan yang lainnya mendengarkan. Adapun apabila yang di maksud berjamaah di sini adalah membaca al-Qur’an untuk menghafal yaitu salah satu di antara mereka membaca dan yang lainnya mendengarkan atau membacanya dengan sendiri-sendiri tidak satu suara dengan yang lainnya, maka hal ini disyariatkan. Sebagaimana Sabda Rosululloh yang berbunyi:
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Alloh, mereka membaca dan saling mempelajari, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, di liputi rohmat dan para malaikatpun mengelilingi mereka, Alloh akan mengingat mereka dalam kelompok yang ada di sisinya. (HR. Muslim: 2699)

ETIKA SEORANG MUSLIM KETIKA MEMBACA AL-QUR’AN
Di antara hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang muslim ketika membaca al-Qur’an adalah sebagai berikut:
1.      Selayaknya bagi seorang muslim apabila hendak membaca al-Qur’an untuk berwudhu terlebih dahulu dan bertempat di tempat yang bersih dengan menghadap ke arah kiblat, karena membaca al-Qur’an merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Alloh.
Perhatikanlah firman Alloh yang artiya:
 “Sesungguhnya al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, Pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. (QS. al-Waqiah [56]: 77-79).
2.   Allah memberi kita panduan sebelum memulai membaca Al-Qur’an, yaitu kita memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk dengan memulai tilawah membaca ta’awwudz (أَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ) dan membaca basmalah setiap di awal surat kecuali surat al-Taubah, dengan tujuan agar Allah mengusir musuh (kita) ini dari bacaan tersebut serta menjauhkannya dari kita.
Sebagaimana Alloh berfirman:
“Apabila kamu membaca al-Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”. (QS. An-Nahl [16]: 98).
3.   Hendaknya memperhatikan hukum-hukum tajwid baik panjang pendeknya dan membunyikan huruf sesuai dengan makhrojnya serta membacanya dengan tartil (perlahan-lahan).
Renungkanah firman Alloh:
وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلا
Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan.(QS. Al-Mujammil [38]:29).
4.   Hendaknya mendengarkan al-Qur’an dengan baik dan diam tidak berbicara.
Sebagaimana Alloh berfirman :
وَإِذَا قُرِىءَ ٱلْقُرْآنُ فَٱسْتَمِعُواْ لَهُ وَأَنصِتُواْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
 “Dan apabila dibacakan al- Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. (QS. Al-A’rof [7]: 204)

5.   Hendaknya membaca al-Qur’an sambil merenungkan dan menghayati makna yang terkandung pada ayat-ayat yang di baca, sambil memohon surga kepada Alloh bila menjumpai ayat-ayat tentang surga dan berlindung kepada Alloh dari adzabnya bila menjumpai ayat-ayat yang berkaitan tentang neraka.
Sebagaimana Alloh berfirman:
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran. (QS. Shod [38]:29)

Karena bila kita mentadabburi makna yang terkandung di ayat tersebut, maka hal ini mendatangkan kekhusyu’an, janganlah menyelesaikan satu surat atau satu juz menjadi tujuan pokok, tapi hendaknya yang kita cari sebagai maksud pokok adalah tadabbur serta tafakkur dengan ayat-ayat Allah.

Beranjak dari pembahasan ini, marilah kita jadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita dimanapun kita berada sebagai landasan utama dari segalanya, jangan sampai al-Qur’an dijadikan hiasan rumah sehingga tak pernah di baca walaupun seayat, ataupun di baca tapi hanya sekedarnya tanpa di hayati arti yang terkandung di dalam ayat itu sendiri. Bacalah al-Qur’an dan cermatilah maknanya, karena sesungguhnya dia datang memberi syafa’at bagi pembacanya di hari kiamat.


[1] Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya.

Klik :