Klik Promo Umroh Akhir Tahun 2015 Hanya $ 1.750 & Awal Tahun 2015 Hanya 1.525 Dibimbing langsung Oleh Ustadz - Ustadz Ahlussunnah pengajar ALIA Islamic School

Sabtu, 30 Mei 2015

SYARAT DITERIMANYA AMAL IBADAH



Oleh : Ust.Mukhlis Abu Dzar
Harapan dan cita cita tertinggi setiap insan setelah berakhirnya masa kehidupan di dunia ini adalah mendapatkan rahmat Alloh berupa surga yang penuh dengan kenikmatan dan kesenangan.Oleh karena itu, mereka dituntut untuk saling berlomba didalam melakukan ketaatan dan amal kebaikan serta menumpuk pahala sebanyak-banyaknya semasa hidup mereka didunia,  lantaran hal itu merupakan salah satu sebab masuknya seorang hamba ke dalam surga.Namun perlu untuk kita ketahui bersama, bahwasanya tidak semua amalan yang dilakukan oleh seorang hamba diterima di sisi Alloh.Ada beberapa syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang hamba agar amal ibadah yang dia lakukan bernilai pahala dan tidak ditolak oleh Alloh.
Tidak dibenarkan bagi seorangpun untuk melakukan amal ibadah hanya bermodalkan semangat dan kemauan yang keras saja tanpa didasari dengan ilmu, sehingga pada akhirnya nanti dia hanya mendapatkan rasa letih dan lelah tanpa memperoleh balasan dari Alloh.Dengan demikian, mengetahui perkara diterima dan ditolaknya amalan disisi Alloh adalah suatu hal yang teramat penting bagi kita semua, sehingga kita tidak termasuk kedalam golongan orang- orang yang merugi diakhirat kelak.Untuk itu, simaklah pembahasan berikut ini !!.

PENGERTIAN IBADAH
Secara bahasa ibadah bermakna: اَلطََّاعَةُ yaitu ketaatan. Berkata az-Zujaj:”makna ibadah secara bahasa adalah ketaatan yang disertai dengan kepatuhan”.(lihat, lisanul Arob: 3/272). Syaikh Sholeh al-Fauzan menjelaskan bahwa asal ibadah itu adalah اَلتَّذَلُّلُ وَ الْخُضُوْعُ yaitu ketundukan dan kepatuhan.
Adapun menurut istilah syara’ (syari’at), ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhoi oleh Alloh, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang lahir maupun yang batin.Seperti: mencintai Alloh dan rosul-Nya, khouf (takut) kepada Alloh, tawakkal (berserah diri) kepada-Nya, memohon kepada-Nya, sholat, zakat, berbakti kepada kedua orang tua, berdzikir kepada Alloh, jihad melawan orang-orang kafir, munafiq dan sebagainya.
Ibadah berarti juga mentaati Alloh dengan melaksanakan segala apa yang diperintahkan-Nya melalui lisan para rosul-Nya. Dan masih banyak lagi pengertian yang lainnya.Namun pengertian yang telah kami kemukakan pertama kali tadi adalah pengertian yang paling bagus karena lebih mencakup dan menyeluruh. (lihat, Fathul Majid: 26, Aqidatu at-Tauhid:52, dan yang lainnya)

CAKUPAN MAKNA IBADAH
Wahai saudaraku, sesungguhnya ibadah itu banyak macamnya.Ia mencakup semua bentuk ketaatan, seperti membaca al-Qur’an, bertasbih, bertakbir, berbuat baik kepada sanak kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang fakir,  jujur, amanah (dapat dipercaya), serta kata-kata baik.
Ibadah mencakup seluruh tingkah laku seorang mukmin jika diniatkan qurbah (mendekatkan diri) kepada Alloh.Bahkan jika salah seorang diantara kita makan, minum, atau tidur dengan niat agar lebih kuat dalam ketaatan kepada Alloh, niscaya hal itu akan diberi pahala pula.Karena itu, ibadah tidaklah terbatas hanya pada syi’ar-syi’ar yang dikenal saja, seperti sholat, zakat, puasa, haji dan sebagainya.(lihat, Aqidatu at-Tauhid: 53)

KAPAN IBADAH ITU DITERIMA DISISI ALLOH ?
Ketahuilah wahai saudaraku seiman, bahwa Alloh tidak akan menerima suatu amalanpun yang dilakukan oleh seorang hamba selagi hamba tersebut belum merealisasikan (mewujudkan) beberapa syarat berikut:   

1.Beriman kepada Alloh dan mentauhidkan-Nya
Syarat yang pertama ini merupakan syarat bagi pelaku amalan, dimana dia harus seorang yang mukmin, beriman kepada Alloh dan mentauhidkan-Nya.Iman di sini tentunya juga meliputi iman kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rosulnya, hari akhir, dan iman kepada takdir, serta seluruh apa yang diberitakan oleh Alloh dan rosul-Nya.
Wahai saudaraku, sungguh Alloh didalam banyak ayat-Nya telah mensyaratkan iman unuk diterimanya dan dibalasnya amal sholih seorang hamba.
Alloh berfirman:
 مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan.(QS.an-Nahl [16]: 97)

Dan juga firma-Nya:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا
Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik.(QS.al-Kahfi [18]: 30)

Adapun orang-orang yang tidak beriman maka amalan kebaikannya tertolak.Sebagaimana firman Alloh:

وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
 Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Alloh disisinya, lalu Alloh memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Alloh adalah sangat cepat perhitungan-Nya.(QS.an-Nur [24]: 39)

Dan juga firman-Nya:
وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.(QS.al-Furqon [25]: 23)

2. IKHLAS
Yaitu memurnikan niat didalam melakukan ibadah kepada Alloh, semata-mata mencari ridhonya, menginginkan wajah-Nya, dan mengharapkan pahala dari-Nya.
Firman Alloh:
فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ
Maka sembahlah Alloh dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.(QS.az-Zumar [39]: 2)

Rosululloh bersabda :”sesungguhnya Alloh tidak akan menerima amalan kecuali yang murni untuk-Nya dan untuk mencari wajah-Nya.(HR.an-Nasai: 3142, dan dinyatakan oleh syaikh Albani dalam shohih sunan an-Nasai 2/384: hasan shohih)

Maka setiap amalan yang dilakukan oleh seorang muslim haruslah ikhlas karena Alloh semata, tidak tercampuri dengan noda-noda syirik sedikitpun.Dan tidaklah akan bermanfaat sama sekali bagi seorang insan apabila dia melakukan suatu amalan yang secara dhohir (nyata) terlihat sesuai dengan syariat, namun batinnya (niat yang ada di dalam hatinya) dipalingkan kepada selain Alloh.misalnya: melakukan ibadah karena ingin dilihat, didengar, dipuji, dihormati, atau disanjung oleh manusia.

Dalam sebuah hadits qudsi Alloh berfirman:
“Aku adalah yang paling tidak butuh sekutu, barangsiapa yang mengamalkan suatu perbuatan, yang di dalamnya dia menyekutukan-Ku dengan selain Aku, maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya.”  

3. MUTABA’AH
Yaitu mengikuti tuntunan yang dibawa oleh rosululloh.
Alloh berfirman:
مَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ كَيْ لا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الأغْنِيَاءِ مِنْكُمْ وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Apa yang diberikan Rosul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh amat keras hukumannya”.(QS.al-Hasyr [59]: 7)

Rosululloh bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Barangsiapa yang mengerjakan suatu amal tanpa ada dasarnya dari tuntunan agama kami, maka amalnya tersebut ditolak (tidak diterima).(HR.Muslim: 1718)

Al-Imam Ibnu Rojab al-Hanbali berkata:”hadits ini merupakan pokok yang agung diantara pokok-pokok islam.dia merupakan timbangan terhadap lahiriyah seluruh amalan, sebagaimana hadits:”seluruh amalan itu tergantung niatnya” yang merupakan timbangan terhadap seluruh amalan secara batin.Seluruh amalan yang tidak diniatkan untuk wajah Alloh, maka tidak ada pahala bagi orang yang mengamalkannya, demikian pula halnya dengan seluruh amalan yang tidak berdasarkan perintah Alloh dan rosul-Nya , maka amalan itu tertolak atas pelakunya.(Jami’ul Ulum wal Hikam: 176)
Wahai saudaraku, inilah tiga syarat yang harus dipenuhi oleh seorang hamba agar amalan ibadah yang dia lakukan diterima oleh Alloh.Adapun sebagian para ulama yang menyatakan  bahwa syarat ditrimanya amal ibadah itu hanya ada dua yakni ikhlas dan mutab’ah, hal ini tidaklah brtentangan dengan apa yang telah kami kemukakan diatas, lantaran mereka menganggap bahwa syarat yang pertama (beriman kepada Alloh dan mentauhidkanya, red) itu sudah termasuk dalam kategori ikhlas.
Demikian pembahasan singkat yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.dan Semoga Alloh menjadikan amal ibadah yang kita lakukan senantiasa ikhlas semata-mata karena-Nya dan sesuai dengan syari’at yang dibawa oleh rosululloh.Wollohu A’lam